Kamis, 06 Januari 2022

BAHAN KATEKESE UMAT DEWASA (Pertemuan 2)

BAHAN KATEKESE UMAT DEWASA  (Pertemuan 2)

Sub Tema II : Aneka Perayaan Liturgi sabda

Peserta : Umat Dewasa Stasi Ringin Putih Ponorogo

Metode         : Shared Christian Praxis (SCP)

Sarana : Kitab Suci,  

Sumber Bahan :Kitab Suci Deuterokanonika, Buku pengantar Liturgi.

I. Pemikiran Dasar

Pada zaman ini kadang umat masih banyak yamg belum mmengert tentang berbagai macam aneka liturgi Sabda. Kebanyakan umat lebih mengenal liturgi sabda hanya terdapat pada perayaan Ekaristi saja. Namun ada umat yng mengerti bahwa liturgi sabda tidak hanya perayaan Ekaristi saja namun memandang liturgi sabda yang lain tidak memiliki kesetaraan dengan perayaan Ekaristi, sebab dalam perayaan Ekaristi ada imam yang memimpin jadi terlihat sakral sedangkan pada liturgi sabda yang lain dipimpin oleh ketua lingkungan atau ketua stasi jadi terlihat biasa dan tidak sakral.

II. Tujuan

Tujuan dari proses katekese pertemuan kedua ini ini antara lain:

1. Umat  mampu memahami berbagai aneka macam perayaan liturgi sabda

2. Umat  mampu memahami nilai spiritualitas perayaan litugi sabda di luar hari minggu.





III. Langkah-Langkah

Sapaan dari fasilitator

Selamat malam bapak-ibu/ saudara terkasih, bagai mana kabarnya? Kita kembali berkumpul untuk berkatekese bersama dalam pertemuan yang kedua semoga bapak-ibu tidak bosen/jenuh. Oleh karena itu kita di awali dengan bernyanyi.

Lagu pembuka puji syukur “Putri Sion, Nyanyilah” no 448 (Bait 1 dan 2)

Doa pembuka

Allah Bapa yang Maha kasih syukur padamu kami panjatkan atas berkat rahmatmu sehingga kami dapat berkumpul kembali disini untuk melakukan kegiatan katekese kami, Ya Tuhan sertailah kami dengan Roh Kudusmu agar kegiatan kami dapat berjalan dengan lancar. Amin.

Pengembangan langkah nol

Fasilitator menampilkan Gambar imam memimpin Ekaristi dan umat memimipin ibadat.

a. Apa pendapat bapak-ibu atas gambar kedua ini?

b. Apa perbedaan dari gambar teresebut?


A. Langkah Pertama : Pengungkapan Praksis Faktual

Pengantar

Setelah kita bersama-sama melihat gambar kedua tersebut, mari kita mencoba mengungkapkan pengalaman kita berkaitan dengan 2 gambar tersebut.

Pengungkapan Pengalaman.

a. Pernahkah bapak-ibu mengikuti perayaan sabda dari kedua gambar tersebut? Dan bagaimana perasaan bapak-ibu mengikuti perayaan tersebut?ceritakan.

b. Mana yang bapak-ibu pilih perayaan Ekaristi atau ibadat sabda di luar Ekaristi?Ceritakan.


Pemaknaan

Bahwa liturgi sabda di dalam Gereja katolik terbagi dua liturgi Sabda yaitu liturgi Sabda dalam perayaan Ekaristi dan liturgi sabda di luar Ekaristi atau bisa disebut liturgi sabda dengan imam dan tanpa imam. Dan kiranya keduanya dianggap sama kuat sebab keduanya terdapat kitab suci di dalam suatu khotbah. Bahwa kitab suci merupakan firman Tuhan, sebab sabda Allah berdayaguna karena sabda Allah tidak pernah kosong. Melainkan sabda Allah memiliki daya dan kekuatn yang dinamis yang sanggup mengubah dan menghasilkan sesuatu.

B. Langkah Kedua : Refleksi Kritis Pengalaman Faktual

Pengantar

Setelah kita mengungkapkan dan mendengarkan pengalaman kita, kemudian mari kita maknai pengalaman bapak-ibu tadi.

Pendalaman Pengalaman

Fasilitator memberikan pertanyaan untuk mendalami pengalaman umat.

a. Apa perbedaan dari perayaan Ekaristi dan ibadat sabda?

b. Setelah bapak-ibu mengikuti baik liturgi perayaan Earisti atau perayaan Ibadat apa yang bapak-ibu dapatkan? Ceritakan.

Pemaknaan

Tentunya sebagai umat katholik yang baik kita mengikuti suatu perayaan baik itu perayaan Ekaristi maupun ibadat sabda bila tidak ada halangan yang terlalu berat. Sebab dengan mengikuti keduanya hal itu menunjukan kerinduan kita akan firman Tuhan yang selalu berkarya dalam hati kita. Dan hendaknya mengikuti perayaan sabda itu harus kita resapi dengan dalam hati sebab setelah kita mengikuti Perayaan Sabda ada perubahan dari hidup kita bukan suatu perayaan sabda itu merupakan syarat saja, melaikan harus perubahan tentunya kea rah yang benar dan baik dan bukan mlah sebaliknya.


C. Langkah Ketiga : Mengusahakan Supaya Tradisi dan Visi Kristiani Lebih Terjangkau

Pengantar

Yesus yang telah memanggil para muridNya kemudian mengutus mereka untuk menjadi gram dan terang dunia bagi semua orang. Tentunya panggilan tersebut bukan hanya untuk para murid namun kita juga diutus untuk menjadi garam dan terang dunia. Marilah kita bersama-sama mendengarkan Sabda Allah tentang garam dan terang dunia (Matius 5:13-16).

Bacaan dari Injil Lukas 4: 42-44 “Yesus Mengajar di kota-kota lain”

Pertanyaan Pendalaman

a. Bapak-ibu kira-kira injil tadi menceritakan tentang apa?

b. Untuk apakah Yesus memberitakan injil hinga dikota-kota lain?



Penegasan dari Fasilitator

Bahwa injil tadi berbicara bahwa Yesus itu selalu dicari –cari orang banyak, bahwa pekerjaan Yesus adalah mengajar dan menyembuhkan oaring banyak. Orang banyak tadi sealu rindu atas ajaran Yesus tentang Kerajaan Surga. Kerajaan surga yang diajarkan oleh Yesus merupakan ajaran kebenaran berisi tentang kekuasaan dan kasih Allah. Sebab ajaran kasih itu membawa pada perdamaian, kebersamaan maupun kekeluargaan oleh karena itu orang banyak tadi ingin belajar kasih sebab pada jaman mereka banyak terjadi penindasan maka mereka merindukan sebuah kasih. Yesus mengajarkan hingga kekota-kota lain tujuanNya adalah supaya membawa orang pada Kerajaan Allah Bapa. Bapak- ibu dan saudara terkasih hendaknya kita selalu rindu akan Tuhan melalui firmanNya oleh sebab itu mengikuti suatu perayaan Ekaristi maupun ibadat sabda kiranya sama baiknya sebab dengan melalui sabda dari kitab suci kita di hantarkan pada jalan yang benar untuk menuju pada keselamatan yang abadi.

D. Langkah Keempat : Interpretasi Dialektis antara Praksis dan Visi Peserta dengan Tradisi dan Visi Kristiani

Pengantar

Setelah kita bersama-sama mengungkapkan pengalaman dan mendengarkan perikop Kitab Suci, kini saatnya bagaimana kedua hal tersebut dapat didialogkan dengan baik.

Pertanyaan Pendalaman

Fasilitator mengajak peserta untuk mendialogkan pengalaman dengan perikop Kitab Suci dengan bantuan pertanyaan sebagai berikut.

a. Apakah bapak- ibu dan saudara terkasih selalu rindu akan sabda Tuhan?

b. Bagaimana cara kita untuk mewujudkan kerinduan kita akan sabda Tuhan?

Pemaknaan

Kita sebagai umat katholik pasti tentang kerinduhan akan Tuhan pasti terbesit dalam hati kita, namun seringkali untuk mewujudkan kerinduan kita selalu terhalang akan kesibukan duniawi kita, kita hidup ini tidak saja mencari harta duniawi untuk kita timbun namun yang terpenting juga mencari harta surgawi kita, supaya suatu saat nanti bila sudah tiba waktunya kita merasa layak dihadapan Tuhan. Oleh sebab itu marilah kita semua mewujudkan kerinduan hati kita akan Tuhan dengan membaca kitab suci dirumah, ikut misa dan mengikuti ibadat sabda bersama umat, sebab hal itu akan mempererat persekutuan kita, hingga kita kuat di tengah masyrakat yang beragama lain.


E. Langkah Kelima : Keterlibatan Baru Demi Makin Terwujudnya Kerajaan Allah di Dunia

Pengantar

Setelah kita mendapat penyegaran atas betapa penting suatu perayaan Sabda yang membuat kerinduan kita pada Tuhan dengan hal itu mari kita wujudkan kedepannya akan kerinduan kita.

Pembuatan Niat

a. Supaya katekese tentang aneka liturgi sabda ini tidak menjadi sebuah katekese saja tapi ada tindak lanjutnya, maka berkaitan dengan hal tersebut mari kita semua demi kerinduan dan kemajuan/kekompakan stasi ringin putih maka mulai untuk minggu kedepan dalam Perayaan Ekaristi maupun Ibadat Sabda kita dapat hadir bersama.

Pemaknaan

Berdoa memuji, dan mendengarkan sabda Allah bersama itu jauh lebih baik dari pada berdoa sendiri. Dengan berdoa bersama itu menunjukan kekompakan, kebersamaan, dan kedekatan kita pada umat sesama. Dengan kebersamaan meningkatkan rasa kepedulian kita jika hal itu mulai terbiasa maka jika ada anggota kita yang tidak hadir pasti kita merasakan kehilangan. Maka marilah kita bangun stasi kita tercinta ini dengan kebersamaan sehinggu menjadi persekutuan yang kuat.

IV. Kesimpulan

Kesimpulan

Dari ketekese yang kita sudah lakukan bersama ini semoga menjadi pemerenungan kita bersama akan pentingNya suatu liturgi sabda baik Ekaristi maupun ibadat sabda yang merupakan suatu kerinduan kita akan Allah melalui FirmanNya yang selalu membawa kita ke jalan yang benar. Oleh sebab itu mari kita sekali lagi mewujudkan kerinduan akan Allah dengan mengikuti kegiatan yang ada dalam ranah stasi kita yang tercinta.

Doa Penutup

Ya Allah Bapa yang maha kasih puji syukur atas rahmat sertaMu, sehingga pada hari ini kita telah menjalakan katekese bersama tentang suatu liturgi Sabda, kiranya Tuhan selalu menyertai kita untuk mewujudkan kerinduan kepadaMu. Doa yang kurang sempurna ini kami panjatkan kepadaMu, demi Kristus juru selamat kami amin.


Lagu Penutup

Puji syukur no 445 “Hai angkatlah kepalamu”



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Doa Salam Maria

 DOA SALAM MARIA Salam Maria penuh rahmat Tuhan sertamu terpujilah engkau diantara wanita dan terpujilah buah tubuhmu Yesus, Santa Maria Bun...